Paling seneng liat hasil corat coret kurcacis. Katanya ya katanya, proses corat coret itu penting bagi anak karena merupakan salah satu tahapan bagi anak untuk menstimulasi motorik dan sensoriknya. Bagaimana anak mencoba untuk menelurkan apa yang ia lihat atau apa yang ia pikirkan melalui goresan tangan.
Dan baru tau juga kenapa setiap anak pada awalnya selalu tertarik mencorat-coret dinding dibanding mencoret kertas.
Eh eh ngomong-ngomong coretan di dinding, ada 2 kamar yang penuh dengan gambarnya Teteh dan entah kenapa daku sangat menikmati melihat coretan di dinding itu. Seperti melihat setiap perkembangan gambar yang Teteh buat dari waktu ke waktu. Walaupun Teteh sudah meminta agar dinding tersebut untuk dicat, tapi kok si Ambu ini ngerasa ga tega ya, masih kepingin ngeliat semua gambar yang ada di dinding….padahal ya padahal si dinding penampakannya udah guladig pisan wkwkwkwkwk. Gatau niy kapan bisa merelakannya :p
Nah nah perkembangan dari proses menggambar Teteh pada usia 6 tahun sekarang adalah melengkapi gambar dengan tulisan. Macam komik, jadi dia buat percakapan-percakapan singkat dari setiap gambarnya. Belum sempurna pastinya, tapi daku langsung meyakini metode calistung yang idealnya diajarkan ketika anak sudah berusia 7 tahun :-). Dan setiap anak memang punya “usia membaca” masing-masing. Teteh yang paling suka belajar sendiri ternyata lebih suka menstimulasi kemampuan membaca dan menulis melalui komik yang dia buat. Selain itu, terkadang Teteh dengan penuh antusias menceritakan buku komik yang ia buat kepada kami. Sebuah stimulasi lain, dimana anak belajar untuk percaya diri, belajar menyusun kalimat dari gambar yang ia lihat, dan dari situ kita akan tahu seberapa banyak kosakata anak.
Tetap semangat ya Teh….eh kok Ambu jadi terobsesi Teteh untuk jadi ilustrator atau sekaligus bikin buku dongeng anak ya hahaha.
Ketjups untuk Teteh :*
huaaa teteh pinteerrr. Semangat ya teteh utk bikin buku2 yg baru
hihi terima kasih Tante Herliana *ketjups*